Pada masa keuasaan VOC aktivitas pendidikan di Nusantara atau saat itu dikenal dengan Hindia Belanda khusunya untuk kaum pribumi berjalan lambat. Hingga kemudian pada pertengahan abad ke-19. Beberapa sekolah mulai didirikan pemerintah seperti Hogere Burger School (HBS) pada tahun 1864 di Batavia. Disusul pendirian HBS di Surabaya pada tahun 1875 dan di Semarang tahun 1878.[1]
Pada tahun 1903, Kartini mendirikan sekolah untuk wanita-wanita Jawa, yang bertujuan memberikan pendidikan dan keterampilan kepada mereka sehingga dapat mengejar karier dan menjalani kehidupan mandiri. Sekolah tersebut, yang ia sebut "Sekolah Kartini," adalah inisiatif yang revolusioner yang membuka jalan bagi pendidikan perempuan di Indonesia. Melalui karyanya, Kartini menjadi teladan dan inspirasi bagi perempuan di seluruh negeri.[2]
Dengan diresmikannya politik etis pada awal abad ke-20 menjadi momentum perbaikan sistem pendidikan bagi penduduk pribumi agar lebih baik. Pada awal pelaksanaan politik etis, pribumi sulit masih takut untuk bersekolah di sekolah pemerintah karena khawatir akan terpengaruh budaya barat yang dianggap tidak baik. Hingga pada tahun 1906 secara perlahan antusiasme pribumi yang menempuh pendidikan di sekolah semakin besar, namun jumlah sekolah yang disediakan tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang ingin bersekolah.[3]
Keadaan pendidikan yang belum merata untuk semua lapisan masyarakat, menimbulkan inisiatif dari para elit[4] untuk mendirikan sekolah. Mereka mendirikan berbagai sekolah umum dan kejuruan yang meniru metode dan sistem pengajaran Barat dengan landasan cita-cita nasional. Perhatian terhadap pendidikan bagi penduduk Hindia Belanda juga datang dari kalangan masyarakat Belanda yaitu para misonaris dan zending serta tokoh-tokoh masyarakat Belanda salah satunya adalah CH. T. Van Deventer.
Van Deventer yang merupakan salah satu penggiat politik etis melakukan sebuah gebrakan dalam bidang pendidikan dengan mendirikan Sekolah Kartini di Semarang pada tahun 1913. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Kartini (Kartini Vereneging) yang didirikan di Belanda pada 1912 dan hanya menerima siswa perempuan Jawa.